Plank untuk Penderita Skoliosis: Aman Dilakukan atau Perlu Modifikasi Khusus agar Tidak Berisiko

Sabtu, 20 Desember 2025 | 10:48:36 WIB
Plank untuk Penderita Skoliosis: Aman Dilakukan atau Perlu Modifikasi Khusus agar Tidak Berisiko

JAKARTA - Banyak orang memilih plank sebagai latihan andalan karena praktis dan dinilai mampu melatih banyak otot sekaligus. Gerakan ini kerap masuk daftar latihan wajib, baik bagi pemula maupun mereka yang rutin berolahraga.

Namun, tidak semua tubuh merespons plank dengan cara yang sama. Pada kondisi tertentu seperti skoliosis, latihan populer justru perlu ditinjau ulang agar tidak menimbulkan masalah baru.

Skoliosis membuat struktur tulang belakang berbeda dari kondisi normal. Perbedaan ini memengaruhi keseimbangan, distribusi beban, serta kerja otot dalam menopang tubuh.

Karena alasan tersebut, muncul pertanyaan apakah plank aman dilakukan oleh orang dengan skoliosis. Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak, melainkan perlu melihat konteks dan cara melakukannya.

Di sisi lain, berhenti berolahraga bukan pilihan bijak. Tubuh tetap memerlukan gerakan agar otot tidak melemah dan sendi tetap fleksibel.

Kunci utamanya adalah memahami kondisi tubuh dan memilih latihan yang tepat. Dengan pendekatan yang benar, olahraga justru dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang.

Memahami Skoliosis dan Hubungannya dengan Aktivitas Fisik

Skoliosis adalah kondisi ketika tulang belakang melengkung ke samping dan membentuk huruf C atau S. Kondisi ini sering disertai rotasi tulang belakang yang memengaruhi postur tubuh secara keseluruhan.

Skoliosis dapat muncul sejak masa kanak-kanak dan disebut sebagai skoliosis idiopatik. Selain itu, kondisi ini juga bisa berkembang pada usia dewasa akibat degenerasi, cedera, atau gangguan neuromuskular.

Tidak semua penderita skoliosis merasakan nyeri atau keterbatasan gerak. Tingkat keparahannya sangat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

Sebagian orang baru menyadari skoliosis setelah melakukan pemeriksaan medis. Ada pula yang hidup bertahun-tahun tanpa keluhan berarti.

Dalam konteks aktivitas fisik, skoliosis bukan berarti larangan total untuk berolahraga. Justru, olahraga sering dianjurkan untuk membantu menjaga fungsi tubuh.

Aktivitas fisik membantu memperkuat otot penyangga tulang belakang. Selain itu, olahraga juga meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan tubuh.

Namun, tidak semua jenis latihan cocok dilakukan tanpa penyesuaian. Pemilihan gerakan harus mempertimbangkan kondisi lengkungan tulang belakang.

Intensitas latihan juga perlu diperhatikan. Latihan yang terlalu berat dapat memperburuk ketidakseimbangan otot.

Oleh karena itu, pendekatan olahraga pada skoliosis bersifat individual. Apa yang aman bagi satu orang belum tentu cocok bagi orang lain.

Apakah Latihan Plank Aman untuk Skoliosis?

Plank merupakan latihan isometrik yang melibatkan otot inti. Otot yang bekerja meliputi perut, punggung, bahu, dan panggul.

Latihan ini menuntut tubuh berada dalam posisi lurus dan stabil. Pada tubuh dengan skoliosis, menjaga posisi netral bisa menjadi tantangan tersendiri.

Plank pada dasarnya tidak sepenuhnya terlarang bagi penderita skoliosis. Namun, gerakan ini tidak selalu cocok untuk semua kondisi.

Jenis plank yang relatif lebih aman adalah plank yang dimodifikasi. Contohnya plank dengan lutut menyentuh lantai untuk mengurangi beban.

Side plank ringan dengan durasi pendek juga bisa menjadi alternatif. Gerakan ini membantu mengaktifkan otot inti tanpa tekanan berlebih.

Durasi plank sebaiknya dibuat singkat dan bertahap. Waktu 10–20 detik per set sudah cukup untuk tahap awal.

Fokus utama bukan pada lamanya menahan posisi. Teknik yang stabil dan napas yang terkontrol justru lebih penting.

Plank yang dilakukan terlalu lama berisiko menimbulkan kelelahan otot. Kondisi ini dapat memperburuk ketidakseimbangan tubuh.

Postur tubuh harus dijaga tetap netral selama melakukan plank. Punggung tidak boleh melengkung atau terlalu menekan ke bawah.

Menahan napas saat plank juga perlu dihindari. Pernapasan yang teratur membantu menjaga stabilitas dan mengurangi tekanan.

Jika muncul nyeri punggung atau rasa tertarik di satu sisi tubuh, latihan harus segera dihentikan. Ketidaknyamanan yang tidak biasa merupakan sinyal tubuh yang perlu diperhatikan.

Dalam banyak kasus, plank sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan fisioterapis atau dokter. Pendampingan profesional membantu menentukan modifikasi yang paling aman.

Alternatif Olahraga yang Lebih Aman untuk Skoliosis

Selain plank, terdapat berbagai jenis olahraga yang dinilai aman bagi penderita skoliosis. Beberapa di antaranya bahkan sering direkomendasikan oleh tenaga medis.

Berenang menjadi salah satu pilihan paling populer. Air memberikan dukungan alami yang mengurangi tekanan pada tulang belakang.

Gerakan berenang yang simetris membantu melatih otot secara seimbang. Selain itu, daya tahan otot juga meningkat tanpa beban berlebih.

Yoga dan pilates teradaptasi juga banyak dipilih. Latihan ini membantu meningkatkan fleksibilitas dan kesadaran postur tubuh.

Namun, tidak semua pose yoga aman bagi skoliosis. Penting memilih kelas atau instruktur yang memahami kondisi ini.

Beberapa pose perlu dimodifikasi agar tidak menekan sisi tulang belakang tertentu. Pendekatan yang tepat membuat yoga dan pilates tetap bermanfaat.

Latihan pernapasan dan stabilitas core juga sangat dianjurkan. Fokus latihan ini adalah mengontrol otot inti dan postur.

Pernapasan diafragma membantu kerja otot lebih efisien. Pendekatan ini sering digunakan dalam fisioterapi skoliosis.

Berjalan kaki juga termasuk aktivitas yang aman dan mudah dilakukan. Gerakan ini menjaga kebugaran kardiovaskular tanpa tekanan asimetris.

Meski terlihat sederhana, berjalan kaki secara rutin memberikan manfaat besar. Konsistensi menjadi kunci utama dalam aktivitas ini.

Latihan ringan lain seperti stretching juga bisa membantu. Peregangan membantu mengurangi kekakuan otot di sekitar tulang belakang.

Menentukan Latihan yang Tepat untuk Tubuh dengan Skoliosis

Plank bukanlah latihan yang sepenuhnya dilarang bagi penderita skoliosis. Namun, gerakan ini tidak boleh dilakukan sembarangan.

Modifikasi yang tepat sangat diperlukan agar latihan tetap aman. Durasi dan intensitas harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh.

Mendengarkan sinyal tubuh menjadi hal yang sangat penting. Rasa nyeri adalah tanda bahwa latihan perlu dihentikan atau diubah.

Konsultasi dengan dokter atau fisioterapis sangat disarankan sebelum memulai latihan tertentu. Pendekatan ini membantu mencegah risiko cedera.

Setiap tubuh dengan skoliosis memiliki karakteristik berbeda. Karena itu, pendekatan personal menjadi kunci keberhasilan latihan.

Dengan pemilihan latihan yang tepat, tubuh tetap bisa aktif dan kuat. Kesehatan tulang belakang dapat dijaga tanpa mengorbankan keselamatan.

Olahraga bukan musuh bagi skoliosis jika dilakukan dengan benar. Justru, gerakan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup.

Kesadaran, penyesuaian, dan konsistensi adalah fondasi utama. Dengan prinsip ini, aktivitas fisik tetap bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat jangka panjang.

Terkini