BBM

Inovasi Energi Hijau: Hidrogen Dapat Mengurangi Ketergantungan Impor BBM Indonesia

Inovasi Energi Hijau: Hidrogen Dapat Mengurangi Ketergantungan Impor BBM Indonesia
Inovasi Energi Hijau: Hidrogen Dapat Mengurangi Ketergantungan Impor BBM Indonesia

JAKARTA - Indonesia kini memasuki era baru dalam upayanya mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah Indonesia optimistis bahwa pemanfaatan energi hidrogen sebagai sumber bahan bakar untuk kendaraan dapat menjadi solusi efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai masa depan energi hijau di negeri ini.

Potensi Hidrogen sebagai Energi Bersih

“Hidrogen bisa dilahirkan atau bisa diproduksi, jadi tidak ada impor. Bisa diproduksi dari air dengan menggunakan elektrolisa atau solar cell dengan konversi menggunakan elektrolisa lalu menghasilkan hidrogen,” ujar Eniya di Karawang. Optimisme ini didasarkan pada fakta bahwa hidrogen dapat diproduksi secara domestik. Proses produksinya juga relatif bersih, menggunakan elektrolisa atau tenaga surya untuk memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen.

Kemampuan untuk memproduksi hidrogen di dalam negeri memberikan keuntungan strategis. Tidak hanya itu, institusi dan industri di Indonesia sudah mulai memanfaatkan hidrogen dalam berbagai proyek dan aplikasi, mulai dari industri deterjen, kaca, hingga minyak goreng, menjadi indikasi bahwa teknologi ini bukanlah hal baru dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Kontribusi Hidrogen dalam Mengurangi Emisi Karbon

Selain dapat menurunkan ketergantungan pada impor BBM, hidrogen juga diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pengurangan emisi karbon dari sektor transportasi. “Jadi dimanapun kita berada bisa menghasilkan hidrogen dan tentu saja tanpa karbon. Maka penurunan karbonnya akan banyak sekali nanti, selama ini pakai BBM yang dari fosil begitu ganti ini akan sangat bisa menurunkan emisi yang luar biasa,” jelas Eniya lebih lanjut.

Sistem transportasi yang beralih dari bahan bakar fosil ke hidrogen yang lebih ramah lingkungan dapat mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Dengan menggunakan hidrogen, kendaraan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan, membantu menurunkan jejak karbon Indonesia secara keseluruhan.

Langkah Konkret: Peresmian SPBU Hidrogen Pertama

Sebagai langkah nyata dalam mendukung transisi ini, PLN telah meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hidrogen pertama di kawasan PLTD Senayan, Jakarta Selatan, pada 21 Februari 2024. Ini menandakan komitmen serius dari pemerintah untuk mulai memperkenalkan hidrogen kepada masyarakat luas dan menjadikannya bagian integral dari infrastruktur energi di Indonesia.

Peresmian stasiun ini juga membawa harapan bahwa akan ada lebih banyak investasi di sektor energi hidrogen, membawa lebih banyak inovasi dan mempercepat adopsi teknologi ini di seluruh negeri.

Mengapa Perlu Mengurangi Impor BBM?

Pada tahun 2024, nilai impor minyak Indonesia mencapai USD 12,4 miliar. Sebesar 47,78 persen dari total impor ini digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Tingginya angka impor tersebut menunjukkan ketergantungan besar Indonesia pada BBM impor, yang dipandang sebagai risiko ekonomi, terutama ketika harga minyak global berfluktuasi.

Ketergantungan ini dapat menggerus devisa negara dan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, ada dorongan kuat untuk mencari alternatif yang dapat diproduksi secara lokal, seperti hidrogen, untuk mengurangi beban ini.
 

Tantangan dan Prospek Ke Depan

Meskipun hidrogen menawarkan banyak manfaat, masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk mewujudkan visinya sebagai pengganti BBM impor. Tantangan tersebut termasuk perlunya investasi besar dalam infrastruktur pengisian hidrogen, peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, serta pengembangan teknologi kendaraan hidrogen yang efektif.

Namun, prospek ke depan tampak cerah dengan adanya komitmen dari pemerintah dan sektor swasta. Dengan terus berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur, serta memberikan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat beralih ke penggunaan hidrogen sebagai sumber energi masa depan, yang tidak hanya mengurangi impor BBM tetapi juga membantu mencapai tujuan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Pengembangan hidrogen sebagai sumber bahan bakar merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada BBM impor dan meningkatkan kemandirian energi. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan jaringan energi hidrogen dapat tumbuh dan berkembang, membuka jalan bagi masa depan energi yang lebih bersih dan hijau bagi Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index