Pertambangan

PT Timah Alihkan Fokus ke Tambang Primer Nasional

PT Timah Alihkan Fokus ke Tambang Primer Nasional
PT Timah Alihkan Fokus ke Tambang Primer Nasional

JAKARTA - Perubahan arah strategi sedang berlangsung di tubuh PT Timah (Persero) Tbk. (TINS). Setelah puluhan tahun mengandalkan cadangan timah aluvial, perusahaan mulai melakukan pergeseran fokus ke cadangan timah primer, yang dinilai sebagai potensi jangka panjang. Perubahan ini tidak terlepas dari hasil pemantauan eksplorasi internal yang menunjukkan bahwa cadangan aluvial diperkirakan akan mulai menyusut signifikan pada tahun 2029.

"Data-data eksplorasi yang kami miliki di PT Timah itu bisa dikatakan kandungan atau cadangan dari aluvial ini sudah mulai berkurang ya nanti pada 2029," ungkap Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, dalam sesi media gathering di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu malam.

Suhendra menambahkan, perusahaan kini mulai bersiap untuk transisi menuju tambang timah primer, yang selama ini belum tergarap secara optimal. “Cadangan-cadangan dalam angka tertentu, maaf saya enggak bisa sebutkan di sini, sudah mulai mengarah di sana [tambang primer],” ujarnya.

Potensi Tambang Primer Dinilai Cukup Besar

Berbeda dengan timah aluvial yang biasa ditemukan dalam bentuk pasir di perairan laut dangkal, timah primer memiliki karakteristik berupa batuan padat yang berada di daratan dan biasanya ditemukan di perbukitan. Potensi ini sebenarnya telah diketahui sejak lama, namun belum dimaksimalkan.

Menurut Suhendra, PT Timah mencatat bahwa cadangan timah primer mereka mencapai 300.000 ton, yang tersebar di beberapa lokasi dan akan dikembangkan secara bertahap hingga lima tahun ke depan. Hingga kini, dua wilayah pertambangan primer yang menjadi prioritas adalah Paku di Kabupaten Bangka Selatan dan Batu Besi di Kabupaten Belitung.

“Cadangan di tambang primer ini yang belum kami garap secara optimal. Kami mengetahui cadangannya itu cukup besar ya dalam hitungan ratusan ribu ton juga,” jelasnya.

Rencana Pengembangan dan Transformasi Operasional

Untuk mendukung peralihan ini, PT Timah juga akan melakukan kajian ulang atau re-feasibility study (studi kelayakan ulang) pada proyek tambang primer yang sudah ada. Studi ini akan mempertimbangkan teknologi terbaru serta kontur geologi yang ada.

“Pertimbangan-pertimbangan teknis di lapangan seperti apa. Termasuk kemarin pada saat saya mengunjungi di Paku itu selintas, saya lihat ini next pasti menggunakan blasting dengan kondisi kontur dan geologi yang ada primer itu kan batu,” kata Suhendra.

Seiring dengan rencana pengembangan tambang primer, PT Timah juga berniat untuk mengubah model kerja sama. Jika selama ini operasional tambang masih dilakukan bersama mitra yang menjalin kontrak sejak 10 tahun lalu, maka ke depannya perusahaan ingin mengelola langsung tambang primer secara mandiri.

"Saat ini kita stop dahulu karena ada kebijakan dari Pak Dirut PT Timah untuk coba kita garap sendiri. Ini tengah kami persiapkan untuk langkah ke depannya seperti itu. Kemungkinan besar akan kita running kalau mau kita garap paling cepat itu pada awal 2026," katanya.

Kondisi Cadangan Nasional: Masih Signifikan, tapi Perlu Inovasi

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Desember 2024, total cadangan dan sumber daya bijih timah di Indonesia masih sangat besar.

Berikut rincian data nasional yang relevan:

Total sumber daya bijih timah: 8,27 miliar m³

Total cadangan bijih timah: 6,43 miliar m³

Total sumber daya konsentrat kasiterit (SnO₂): 3,517 juta ton

Total cadangan konsentrat SnO₂: 1,99 juta ton

Total sumber daya logam timah (Sn): 2,53 juta ton

Total cadangan logam timah (Sn): 1,44 juta ton

Data ini menunjukkan bahwa meskipun cadangan aluvial akan menyusut dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia tetap memiliki potensi timah yang besar — khususnya di kategori primer  yang bisa dijadikan tumpuan baru dalam strategi jangka panjang.

Pentingnya Penguasaan Teknologi Tambang Primer

Peralihan dari tambang aluvial ke tambang primer menuntut kesiapan teknologi dan sumber daya manusia. Timah primer tidak bisa ditambang menggunakan metode yang sama dengan aluvial. Oleh karena itu, PT Timah saat ini sedang menjajaki berbagai opsi teknologi penambangan batuan yang efisien dari sisi biaya dan operasional, serta tetap memperhatikan aspek keberlanjutan.

Transformasi ini disebut sebagai bagian dari strategi besar PT Timah dalam meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan, tanpa mengesampingkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index