JAKARTA - Pelaku industri energi dan sektor tambang kembali harus menyesuaikan strategi mereka. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa harga batu bara acuan (HBA) untuk periode pekan kedua Agustus 2025 kembali mengalami penurunan. Hal ini menandai pembalikan tren setelah sebelumnya sempat mencatat kenaikan di awal bulan.
Penurunan harga batu bara ini ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 271.K/MB.01/MEM.B/2025. Dalam keputusan tersebut, harga HBA turun sebesar 1,5 persen, dari yang sebelumnya berada di USD 102,22 per ton pada awal Agustus, kini menjadi USD 100,69 per ton.
Harga Batu Bara Alami Fluktuasi Selama Dua Bulan Terakhir
Sebelum penyesuaian pada periode kedua bulan ini, batu bara sempat mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada awal Agustus 2025, harga HBA naik sebesar 4,68 persen dibandingkan periode sebelumnya, dari USD 97,65 per ton pada akhir Juli menjadi USD 102,22 per ton.
Namun tren naik itu tidak bertahan lama. Kini, harga kembali turun di tengah sentimen pasar yang beragam serta dinamika permintaan global yang belum stabil. Penurunan ini turut mempengaruhi seluruh kategori HBA berdasarkan kualitas kalorinya.
Rincian Lengkap Harga HBA Periode 15–31 Agustus 2025
HBA terbagi menjadi empat kategori yang didasarkan pada nilai kalori (GAR – Gross As Received). Berikut adalah detail harga batu bara untuk masing-masing kategori pada periode 15–31 Agustus 2025:
HBA (6.322 GAR):
USD 100,69 per ton
Mengalami penurunan dari periode pertama Agustus sebesar USD 102,22
HBA I (5.300 GAR):
USD 67,20 per ton
Turun dari periode sebelumnya sebesar USD 67,33
HBA II (4.100 GAR):
USD 43,70 per ton
Menurun dari sebelumnya USD 45,74
HBA III (3.400 GAR):
USD 33,48 per ton
Berkurang dari harga sebelumnya USD 34,86
Penurunan ini menunjukkan bahwa tren harga batu bara, baik untuk kalori tinggi maupun rendah, saat ini sedang bergerak melemah. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh eksportir dan pelaku tambang, tetapi juga oleh negara-negara pengimpor batu bara Indonesia.
Imbas dan Antisipasi Pelaku Usaha Energi
Fluktuasi harga batu bara seperti ini bukanlah hal baru dalam industri energi. Namun, pelaku usaha tetap dituntut untuk melakukan penyesuaian cepat, baik dalam pengelolaan biaya produksi, ekspor, maupun kontrak penjualan jangka panjang.
Harga HBA menjadi acuan penting dalam transaksi perdagangan batu bara internasional asal Indonesia. Selain itu, HBA juga dipakai untuk menghitung tarif royalti dan berbagai kewajiban lain yang dikenakan kepada perusahaan tambang.
Penurunan harga, meskipun tidak terlalu tajam, dapat berpengaruh pada margin keuntungan produsen batu bara, terutama yang memproduksi batu bara dengan nilai kalori menengah hingga rendah.
Pergerakan Harga Batu Bara Diprediksi Tetap Dinamis
Analis pasar energi memperkirakan bahwa harga batu bara masih akan mengalami fluktuasi hingga akhir tahun. Faktor-faktor seperti permintaan dari Tiongkok dan India, kebijakan energi di negara-negara Eropa, serta dinamika harga energi global lainnya turut mempengaruhi arah harga ke depan.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM tetap berkomitmen untuk menyediakan harga acuan yang mencerminkan kondisi pasar terkini, guna menjamin transparansi dan keadilan dalam transaksi batu bara.
Kebijakan ini juga diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha, pemerintah, dan pembeli batu bara di dalam maupun luar negeri.