Otomotif

Industri Otomotif Nasional Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Baru

Industri Otomotif Nasional Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Baru
Industri Otomotif Nasional Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Baru

JAKARTA - Industri otomotif nasional kini menempati posisi strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi, sektor ini juga menjadi motor inovasi sekaligus penggerak pembangunan di berbagai daerah. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menegaskan komitmennya menjaga ekosistem otomotif agar tetap tangguh di tengah ketidakpastian global.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan ekosistem industri otomotif nasional. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, kami memastikan industri dalam negeri tetap memiliki akses bahan baku, daya saing produksi, serta peluang ekspor yang terus diperluas,” ujar Menteri Perindustrian.

Dukungan pemerintah tersebut diwujudkan salah satunya melalui keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan industri otomotif, termasuk Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Pameran berskala internasional ini dinilai menjadi etalase perkembangan industri kendaraan di tanah air sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Peran Strategis Jawa Timur dan Potensi Pasar Domestik

Pada pembukaan GIIAS Surabaya 2025, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menyampaikan apresiasinya kepada GAIKINDO yang konsisten menyelenggarakan pameran otomotif berskala internasional. Ia menegaskan bahwa penyelenggaraan ajang semacam ini membawa dampak positif bagi perekonomian nasional maupun daerah.

“Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, memiliki peran strategis dalam peta industri otomotif nasional. Jawa Timur menyumbang pangsa pasar sebesar 9,7 persen dari total penjualan nasional, menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia. Potensi ini harus diimbangi dengan penguatan struktur industri yang kokoh dan terintegrasi dari hulu ke hilir,” ungkap Setia.

Data Vehicles in Use 2024 dari OICA mencatat bahwa kepemilikan mobil di Indonesia baru mencapai rasio 99 per 1.000 penduduk. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211). Namun, di sisi lain Indonesia justru memiliki penjualan kendaraan domestik tertinggi di ASEAN. Hal ini menegaskan besarnya pasar dalam negeri yang masih terbuka lebar untuk pengembangan investasi, alih teknologi, dan perluasan kapasitas produksi.

Selain itu, struktur industri otomotif nasional terbukti memberikan efek pengganda yang signifikan. Dengan koefisien backward linkage sebesar 0,975 dan forward linkage sebesar 0,835, sektor ini mampu menggerakkan berbagai bidang lain mulai dari logam, karet, elektronik, perdagangan, transportasi, logistik, hingga jasa keuangan.

Pemerintah pun terus mendorong penggunaan komponen dalam negeri sebagai strategi memperkuat kemandirian industri. Upaya ini tidak hanya bertujuan menjaga daya saing, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

GIIAS Surabaya 2025: Pameran, Inovasi, dan Dampak Ekonomi

Penyelenggaraan GIIAS Surabaya 2025 melibatkan partisipasi 30 merek kendaraan bermotor, yang terdiri dari 21 merek kendaraan penumpang, 1 merek kendaraan komersial, 8 merek sepeda motor, serta 14 merek industri pendukung. Menariknya, terdapat 7 merek baru yang untuk pertama kalinya ikut ambil bagian.

Kehadiran berbagai merek tersebut tidak hanya memberikan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor lain. Mulai dari perhotelan, transportasi, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar lokasi pameran turut merasakan manfaat ekonominya.

“Pemerintah berkomitmen menjaga resiliensi industri, daya beli masyarakat, dan mengakselerasi transisi menuju teknologi ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB),” jelas Setia.

Kehadiran kendaraan listrik di GIIAS Surabaya 2025 dipandang selaras dengan target nasional dalam menekan emisi gas rumah kaca. Lebih dari itu, KBLBB diharapkan menjadi pintu masuk bagi terbentuknya ekosistem industri baru yang mampu menyerap investasi di bidang infrastruktur pendukung.

GIIAS The Series: Penggerak Pertumbuhan dari Kota ke Kota

GIIAS Surabaya 2025 merupakan rangkaian dari GIIAS The Series, pameran otomotif terbesar di Indonesia. Gelaran tahun ini dimulai di Tangerang (24 Juli–3 Agustus), berlanjut ke Surabaya (27–31 Agustus), kemudian Semarang (24–28 September), dan ditutup di Makassar (5–9 November).

Rangkaian acara ini bukan hanya etalase teknologi otomotif terkini, tetapi juga memberikan multiplier effect nyata terhadap perekonomian daerah. Setiap kota penyelenggara merasakan dampaknya, baik melalui peningkatan kunjungan wisata, konsumsi domestik, maupun transaksi penjualan kendaraan.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada GAIKINDO, seluruh peserta, sponsor, dan pihak terkait yang telah mendukung keberlangsungan pameran ini. “Pameran ini adalah katalisator kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan di tingkat regional maupun global,” tegas Setia.

Optimisme Menuju Masa Depan Otomotif Indonesia

Industri otomotif Indonesia menunjukkan prospek yang semakin cerah. Potensi pasar domestik yang besar, dukungan pemerintah terhadap hilirisasi, serta keterlibatan aktif dalam pameran berskala internasional menjadi kombinasi penting untuk membawa sektor ini semakin kompetitif.

Dengan langkah-langkah strategis yang tengah dijalankan, industri otomotif bukan sekadar sektor manufaktur, melainkan motor pertumbuhan ekonomi yang mampu memperkuat daya saing Indonesia di kancah global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index