JAKARTA - PT Royalindo Investa Wijaya Tbk. (INDO) memutuskan untuk meninggalkan sektor properti dan bertransformasi menjadi perusahaan investasi. Langkah ini dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja dan memperluas portofolio bisnis.
Direktur Utama Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemedi, menyampaikan bahwa perseroan akan mengembangkan beberapa sektor baru, baik melalui langkah organik maupun anorganik. Menurut Leslie, diversifikasi bisnis menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan pasar yang dinamis.
Langkah Awal di Bisnis Gula Merah
Sebagai bagian dari transformasi, INDO bersama mitra strategis mendirikan PT Ratu Gula Asia (RGA) yang bergerak di produksi gula merah. Pabrik ini berlokasi di Kediri, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi mencapai 2.000–3.000 ton per bulan.
Leslie menjelaskan bahwa akuisisi pabrik gula ini telah rampung pada awal Desember 2025. Rencana pengembangan bisnis gula merah ini sebenarnya sudah digagas sejak 2024, dan kian mantap seiring dengan penambahan modal perseroan.
Hingga September 2025, total modal yang telah disetor ke RGA mencapai Rp97 miliar. Nilai ini membuat INDO menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 71,68%.
Potensi Pasar Gula Merah yang Menjanjikan
Pasar gula merah dinilai memiliki prospek cerah karena tren masyarakat yang beralih ke pemanis alami. Brown sugar dianggap lebih sehat dibanding gula biasa, sehingga permintaannya diperkirakan terus meningkat.
Selain itu, INDO juga berencana memperkuat distribusi dan kapasitas produksi RGA. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat posisi perseroan di sektor makanan dan minuman.
Rencana Ekspansi ke Teknologi dan AI
Tidak berhenti pada bisnis gula, INDO kini membidik perusahaan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI). Manajemen perseroan tengah melakukan pembicaraan untuk akuisisi perusahaan AI tersebut.
Leslie menegaskan, akuisisi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat transformasi perusahaan menjadi holding company yang fokus pada investasi masa depan. Langkah ini juga menunjukkan komitmen INDO dalam membangun portofolio yang solid dan berorientasi pada tren teknologi terkini.
Kinerja Keuangan yang Meningkat Signifikan
Hingga September 2025, laba bersih INDO tercatat naik 37% year on year (YoY), mencapai Rp24,76 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan perseroan sebesar 12% YoY, menjadi Rp22,19 miliar.
Kinerja positif ini dianggap sebagai indikasi bahwa langkah diversifikasi dan investasi di sektor baru membawa dampak nyata terhadap keuangan perseroan. Peningkatan laba juga memperkuat posisi INDO dalam menghadapi persaingan industri.
Transformasi Menuju Holding Company
Peralihan fokus dari properti ke investasi menunjukkan arah strategis INDO yang lebih futuristik. Perseroan berambisi membangun portofolio bisnis yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar masa depan.
Dengan kombinasi bisnis tradisional seperti gula merah dan investasi di teknologi canggih seperti AI, INDO menegaskan posisinya sebagai perusahaan yang adaptif dan inovatif. Transformasi ini diyakini mampu meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan.
Prospek Masa Depan
Strategi Royalindo Investa Wijaya menunjukkan bahwa perubahan fokus bisnis dapat menjadi langkah tepat dalam meningkatkan daya saing. Akuisisi pabrik gula sekaligus rencana masuk ke sektor AI merupakan bukti nyata bahwa perseroan serius membangun fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang.
Dengan modal yang kuat, pengelolaan portofolio yang terarah, dan pemilihan sektor bisnis yang tepat, INDO diyakini akan terus memperkuat posisinya di pasar domestik maupun internasional. Langkah-langkah ini sekaligus menggarisbawahi kemampuan perusahaan dalam membaca tren dan menyesuaikan strategi bisnisnya dengan cepat.