PLN EPI Perkuat Infrastruktur LNG Dorong Energi Bersih dan Ketahanan Pasokan Nasional

Senin, 15 Desember 2025 | 08:31:12 WIB
PLN EPI Perkuat Infrastruktur LNG Dorong Energi Bersih dan Ketahanan Pasokan Nasional

JAKARTA - Peralihan menuju energi yang lebih bersih mendorong perubahan besar dalam strategi pemenuhan kebutuhan energi nasional. Dalam konteks tersebut, gas alam cair atau LNG menjadi salah satu pilar penting transisi energi di Indonesia.

Permintaan LNG yang terus meningkat tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di kawasan Asia. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi strategis dalam pengembangan infrastruktur gas modern.

PT PLN Energi Primer Indonesia atau PLN EPI menegaskan komitmennya dalam pengembangan infrastruktur LNG. Pernyataan ini disampaikan seiring meningkatnya kebutuhan LNG untuk mendukung energi bersih.

Komitmen tersebut disampaikan pada ajang 25th World LNG Summit & Awards 2025. Forum internasional ini menjadi wadah pembahasan perkembangan LNG global.

Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto menyampaikan bahwa kebutuhan gas di Indonesia terus tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan pengembangan energi terbarukan.

Ia menjelaskan bahwa gas berperan sebagai pelengkap renewable energy. Peran ini menjadi semakin penting dalam menjaga keandalan pasokan listrik.

Gas dan LNG sebagai Penopang Transisi Energi

Rakhmad menyebut pertumbuhan kebutuhan energi nasional didorong sektor kelistrikan. Sektor ini tumbuh rata-rata 5,3 persen per tahun hingga 2034.

Pertumbuhan tersebut menciptakan kebutuhan pasokan energi yang stabil dan fleksibel. Gas dinilai mampu menjawab kebutuhan tersebut.

"Gas akan menjadi pelengkap pengembangan renewable energy di Indonesia dan dengan penurunan produksi gas pipa yang sebagian besar berasal dari matured field," kata dia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan tertulis.

Keterangan tersebut dirilis pada Minggu, 14 Desember 2025. Ia menegaskan kondisi lapangan gas pipa yang kian menurun.

Penurunan produksi gas pipa membuat LNG mengambil peran lebih besar. LNG dinilai lebih fleksibel untuk menjangkau berbagai wilayah.

Rakhmad menjelaskan bahwa sejak tahun sebelumnya LNG mulai mendominasi pasokan gas. Proporsinya mencapai sekitar 55 persen dibanding gas pipa.

"Sejak tahun lalu LNG mulai memegang porsi yang lebih dominan sekitar 55 persen dibandingkan gas pipa untuk memasok sektor kelistrikan," ujarnya. Pernyataan tersebut menegaskan pergeseran struktur pasokan.

Dominasi LNG terus berlanjut pada tahun berjalan. PLN EPI mencatat peningkatan signifikan dalam volume pasokan LNG.

"Tahun ini, PLN EPI memasok sekitar 90 kargo atau sekitar 5,3 juta ton LNG setahun," lanjut Rakhmad. Angka tersebut mencerminkan lonjakan kebutuhan gas cair.

Peningkatan ini menunjukkan peran strategis PLN EPI. Perusahaan menjadi penghubung utama pasokan LNG untuk pembangkit listrik.

Proyeksi Pertumbuhan Permintaan LNG Domestik

Dengan tren permintaan yang terus naik, Rakhmad memproyeksikan pertumbuhan LNG domestik akan berlanjut. Laju pertumbuhannya diperkirakan di atas 10 persen per tahun.

Pertumbuhan ini sejalan dengan ekspansi kapasitas pembangkit listrik berbasis gas. LNG menjadi pilihan utama untuk menjaga stabilitas pasokan.

Ia menyebut kebutuhan LNG PLN EPI akan mencapai 6,2 juta ton pada 2026. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, kebutuhan LNG diproyeksikan terus melonjak. Pada 2030, kebutuhan diharapkan melebihi 10 juta ton per tahun.

Proyeksi ini menuntut kesiapan infrastruktur yang memadai. Tanpa dukungan infrastruktur, pertumbuhan permintaan akan sulit dipenuhi.

Rakhmad juga menyoroti tren regional. Pertumbuhan LNG tidak hanya terjadi di Indonesia.

Ia menyebut negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan menunjukkan tren serupa. Kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan LNG dunia.

"Pertumbuhan pesat LNG juga terjadi di negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina membuktikan bahwa kawasan Asia Tenggara bersama Asia Selatan menjadi kawasan dengan pertumbuhan LNG tertinggi di dunia," ujarnya. Pernyataan tersebut menegaskan posisi strategis kawasan.

Pertumbuhan regional ini membuka peluang kolaborasi lintas negara. Indonesia berpotensi menjadi bagian penting dari rantai pasok LNG regional.

Strategi Pembangunan Infrastruktur LNG Nasional

Menghadapi lonjakan permintaan, PLN EPI menekankan pentingnya infrastruktur LNG yang tepat. Infrastruktur dinilai menjadi kunci efisiensi pasokan.

Rakhmad menegaskan pembangunan infrastruktur harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pendekatan yang tepat akan menekan biaya dan meningkatkan keandalan.

PLN EPI mengombinasikan berbagai solusi infrastruktur. Solusi tersebut mencakup FSRU dan fasilitas regasifikasi darat.

FSRU atau Floating Storage Regasification Unit digunakan untuk fleksibilitas. Unit ini memungkinkan pasokan LNG ke wilayah dengan keterbatasan infrastruktur darat.

Selain FSRU, PLN EPI juga mengembangkan Onshore Regasification Unit. Fasilitas ini dibangun baik melalui kapal maupun iso tank.

"Kita merencanakan sekitar 13 FSRU dan hampir 50 onshore regasifikasi unit yang akan kita bangun di 56 lokasi di seluruh Indonesia," ungkap dia. Rencana ini mencerminkan skala proyek nasional.

Pengembangan tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas penyimpanan LNG nasional. Kapasitas storage ditargetkan mencapai 1,2 juta meter kubik LNG.

Selain penyimpanan, kapasitas regasifikasi juga diperbesar. Target kapasitas regasifikasi mencapai hampir 4 miliar meter kubik per hari.

Langkah ini diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional. Infrastruktur yang memadai akan menjaga pasokan listrik tetap stabil.

Berikut ringkasan rencana infrastruktur LNG PLN EPI:

Komponen InfrastrukturJumlahTarget Kapasitas
FSRU13 unit-
Onshore Regasifikasi±50 unit-
Lokasi Pengembangan56 lokasi-
Storage LNG Nasional-1,2 juta m³
Regasifikasi LNG-±4 miliar m³ per hari

Kolaborasi dan Jaminan Keberlanjutan Pasokan

Rakhmad menilai pengembangan LNG tidak hanya soal infrastruktur. Aspek ketahanan dan keberlanjutan energi menjadi pertimbangan utama.

Menurutnya, proyek LNG harus mendukung energy security dan energy sustainability. Dua aspek ini menjadi fondasi kebijakan energi jangka panjang.

PLN EPI juga belajar dari pengalaman masa lalu. Evaluasi dilakukan terhadap program yang kurang optimal sebelumnya.

Pembelajaran tersebut digunakan untuk memastikan permintaan benar-benar ada. Selain itu, eksekusi proyek dipercepat agar tidak tertinggal.

"Partnership juga dipilih untuk mempercepat pengambilan eksekusi dan memberikan kenyamanan kepada bankers," katanya. Kerja sama dinilai krusial dalam proyek berskala besar.

Kemitraan strategis memberikan kepastian bagi investor dan lembaga keuangan. Hal ini penting untuk pembiayaan proyek LNG.

PLN EPI juga memberikan jaminan pasokan LNG. Jaminan tersebut disertai komitmen pengambilan gas oleh PLN EPI.

"Jaminan penyediaan LNG dan jaminan pengambilan gas oleh PLN EPI ditujukan untuk memberikan jaminan kepada partners dan lenders sekaligus memberikan efisiensi," ujarnya. Pernyataan ini menegaskan komitmen perusahaan.

Dengan pendekatan tersebut, PLN EPI berharap pengembangan LNG berjalan optimal. Sinergi antara pasokan, infrastruktur, dan pembiayaan menjadi kunci keberhasilan.

Langkah PLN EPI menunjukkan kesiapan menghadapi lonjakan permintaan energi bersih. LNG diposisikan sebagai penopang utama transisi energi Indonesia.

Ke depan, pengembangan LNG diharapkan memperkuat ketahanan energi nasional. Indonesia juga berpeluang menjadi pemain penting di pasar LNG regional dan global.

Terkini