Tembaga

Harga Ekspor Konsentrat Tembaga Naik Dipicu Permintaan Global dan Harga Logam

Harga Ekspor Konsentrat Tembaga Naik Dipicu Permintaan Global dan Harga Logam
Harga Ekspor Konsentrat Tembaga Naik Dipicu Permintaan Global dan Harga Logam

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kenaikan harga patokan ekspor (HPE) konsentrat tembaga pada paruh kedua Desember 2025. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga logam di pasar global serta dinamika permintaan internasional.

HPE konsentrat tembaga ditetapkan sebesar 5.613,83 dolar AS per Wet Metrik Ton (WMT). Angka ini naik 2,77 persen dibandingkan paruh pertama Desember 2025 yang tercatat sebesar 5.462,63 dolar AS per WMT.

“Kenaikan harga logam di pasar global turut memicu kenaikan HPE konsentrat tembaga,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Tommy Andana, dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025.

Harga logam mengalami peningkatan signifikan pada periode kedua Desember 2025. Tembaga naik 3,47 persen, emas naik 2,09 persen, dan perak melonjak 8,01 persen dibandingkan periode pertama bulan yang sama.

Faktor Global yang Mendorong Harga

Kenaikan harga logam terjadi karena adanya pergeseran investor ke aset komoditas logam. Kondisi ini dipicu oleh melemahnya nilai dolar Amerika Serikat di pasar global.

Selain faktor pasar, kenaikan HPE konsentrat tembaga juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan global. Permintaan ini terutama berasal dari sektor industri listrik, kendaraan listrik, dan pembangunan infrastruktur, ujar Tommy.

Perubahan pola investasi dan permintaan industri menunjukkan bahwa tembaga tetap menjadi komoditas strategis. Hal ini menjadikan harga HPE lebih sensitif terhadap fluktuasi pasar logam dunia.

Penetapan HPE dan Dasar Kebijakan

Penetapan HPE konsentrat tembaga tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 2300 Tahun 2025. Kepmendag ini ditetapkan pada 12 Desember 2025 dan berlaku untuk periode 15–31 Desember 2025.

HPE ditetapkan berdasarkan masukan teknis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Data yang digunakan mengacu pada London Metal Exchange (LME) untuk tembaga, serta London Bullion Market Association (LBMA) untuk emas dan perak.

Koordinasi lintas kementerian juga dilakukan untuk memastikan HPE sesuai dinamika pasar dan kepentingan nasional. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemendag, ESDM, Kemenkeu, dan Kemenperin terlibat dalam proses ini.

“Penetapan HPE dilaksanakan secara kredibel, transparan, dan berbasis data,” ujar Tommy. Kebijakan ini memberikan kepastian usaha bagi pelaku industri dan mencerminkan kondisi pasar global secara objektif.

Dampak Kenaikan HPE bagi Industri

Kenaikan HPE tembaga berdampak langsung pada eksportir dan industri pertambangan dalam negeri. Para pelaku usaha kini mendapat kepastian harga yang lebih tinggi, sejalan dengan kondisi pasar global.

Selain itu, peningkatan HPE juga mendorong penguatan devisa negara melalui ekspor komoditas mineral strategis. Hal ini penting untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan transformasi industri dalam negeri.

Permintaan global yang terus meningkat mendorong para eksportir untuk meningkatkan produksi. Sektor industri listrik dan kendaraan listrik menjadi kontributor utama permintaan, yang turut memperkuat posisi tembaga sebagai komoditas utama.

Harga HPE yang transparan memudahkan perusahaan dalam merencanakan strategi ekspor dan investasi. Kepastian ini juga meningkatkan daya saing produk tembaga Indonesia di pasar internasional.

Prediksi Tren Harga dan Strategi Nasional

Dengan kenaikan harga logam global dan permintaan industri yang kuat, tren HPE diperkirakan tetap positif hingga awal 2026. Kondisi ini membuka peluang ekspor yang lebih menguntungkan bagi para produsen tembaga.

Kementerian Perdagangan menekankan pentingnya pemantauan harga secara berkala. Tujuannya untuk menyesuaikan HPE dengan kondisi pasar global, sekaligus melindungi kepentingan nasional dan para pelaku usaha.

Kebijakan HPE yang berbasis data membantu pemerintah dan industri merencanakan langkah strategis. Hal ini mencakup peningkatan produksi, pengelolaan rantai pasok, serta pemanfaatan pasar ekspor yang menguntungkan.

Dengan koordinasi lintas kementerian, penetapan HPE tembaga juga sejalan dengan strategi penguatan industri logam nasional. Pendekatan ini diharapkan meningkatkan nilai tambah sektor pertambangan sekaligus mendukung pembangunan ekonomi.

Kenaikan HPE konsentrat tembaga pada paruh kedua Desember 2025 menegaskan posisi Indonesia sebagai produsen logam strategis. Kombinasi faktor global dan domestik menunjukkan bahwa tembaga menjadi komoditas yang terus diminati industri internasional.

Permintaan dari sektor listrik, kendaraan listrik, dan infrastruktur menjadi pendorong utama. Sementara langkah pemerintah dalam menetapkan HPE secara kredibel dan berbasis data memastikan pelaku usaha mendapat kepastian harga dan peluang ekspor yang optimal.

Dengan dukungan koordinasi lintas kementerian, kebijakan HPE tembaga juga mampu mengantisipasi fluktuasi pasar global. Hal ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok logam dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index