JAKARTA - Konglomerat Happy Hapsoro terus memperluas sayap bisnisnya melalui pendirian anak perusahaan baru. Pada kuartal IV 2025, Hapsoro tercatat mendirikan dua anak usaha untuk memperkuat portofolio di sektor migas dan jasa.
Hari ini, Selasa, 16 Desember 2025, manajemen PT Petrosea Tbk. (PTRO) mengumumkan pendirian anak usaha baru bernama PT Kinarya Medika Selaras (KIMS). Pendirian ini dilakukan bersama anak perusahaan PTRO yang dimiliki sepenuhnya, yakni PT Rekakarsa Karya Nusantara, sebagai bagian dari strategi diversifikasi usaha.
Anak usaha PTRO bergerak di bidang pertambangan, aktivitas profesional, ilmiah dan teknis, konstruksi, serta perdagangan besar dan eceran. Struktur kepemilikan menunjukan PTRO menguasai 99,90%, sedangkan 0,10% digenggam PT POSB Infrastructure Indonesia.
Sementara PT KIMS akan berfokus pada layanan dan aktivitas kesehatan manusia, sosial, serta aktivitas profesional dan perdagangan eceran. “Pendirian anak perusahaan baru ini akan memberikan dampak positif terhadap penguatan dukungan operasional perseroan sekaligus menjadi wujud nyata strategi diversifikasi,” ujar Corporate Secretary Petrosea, Anto Broto, pada Selasa, 16 Desember 2025.
Anak Usaha Baru PT Rukun Raharja
Sebelumnya, pada 18 November 2025, afiliasi Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), mengumumkan pendirian PT Banawa Rezeki Optima (BRO). Anak perusahaan ini bergerak di bidang konsultasi manajemen dan aktivitas perusahaan holding dengan fokus pada angkutan laut domestik dan internasional.
“Pembentukan entitas ini diharapkan memperkuat posisi perseroan di industri sekaligus membuka peluang pertumbuhan usaha ke depan,” kata Corporate Secretary Rukun Raharja, Yuni Pattinasarani. Pendekatan ini menunjukkan strategi Hapsoro untuk memperluas bisnis inti sekaligus masuk ke segmen jasa tambahan yang potensial.
Sebelumnya, pada 29 Oktober 2025, anak usaha RAJA, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), juga mendirikan dua anak perusahaan. Pertama adalah PT Raharja Energi Indonesia, yang berfokus pada eksplorasi dan pengelolaan sumber daya gas alam, serta PT Raharja Energi Negeri yang bergerak di industri energi serupa.
Langkah ini memperkuat posisi RAJA di sektor energi dan memberikan akses ke proyek-proyek migas yang strategis. Ekspansi tersebut mencerminkan upaya konglomerat Hapsoro memanfaatkan peluang pasar jangka panjang.
Ekspansi Prajogo Pangestu
Selain Hapsoro, konglomerat Prajogo Pangestu juga aktif melakukan ekspansi melalui PT Petrosea Tbk. (PTRO). Melalui anak usahanya, Petrosea Services Solutions PTE LTD., Perseroan mendirikan Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited (PSP) pada 25 September 2025.
Pengumuman resmi mengenai PSP dilakukan pada 8 Oktober 2025. Anak usaha ini berdomisili di Karachi, Pakistan, dan bergerak di bidang engineering, procurement & construction management, tunduk pada hukum Republik Islam Pakistan.
“Pendirian anak perusahaan baru ini akan memberikan dampak positif bagi perseroan sekaligus memperkuat operasional di sektor EPC dan ekspansi ke luar negeri,” ujar Anto Broto. Langkah ini menunjukkan strategi Prajogo untuk memperluas jangkauan bisnis internasional sambil menjaga keberlanjutan pendapatan di sektor inti.
Ekspansi ini juga mencerminkan kesiapan PTRO menghadapi peluang bisnis global. Fokus pada engineering dan kontraktor pertambangan memungkinkan perusahaan memanfaatkan proyek-proyek strategis dengan klien internasional.
Prospek Pertumbuhan dan Diversifikasi
Analis Samuel Sekuritas, Juan Harapa, menilai diversifikasi dan ekspansi PTRO menjadi motor penting pertumbuhan pendapatan. Sebagai kontraktor pertambangan dan penyedia layanan migas, PTRO memiliki klien strategis di sektor batu bara, nikel, tembaga, emas, gas alam, dan LNG.
Klien utama PTRO mencakup PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Freeport Indonesia, Berau Ltd., dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). Dengan portofolio kontrak yang terdiversifikasi, PTRO memasuki fase pertumbuhan yang kuat setelah periode kinerja terbatas akibat beban pra-operasional dan kontribusi terbatas dari aset baru.
Samuel Sekuritas memproyeksikan pendapatan PTRO mencapai US$857 juta di akhir 2025. Angka ini diprediksi meningkat menjadi US$1,35 miliar pada 2026 dan US$1,37 miliar pada 2027.
Laba bersih emiten Prajogo Pangestu diproyeksikan tumbuh dari US$10 juta di 2025 menjadi US$62 juta pada 2026 dan US$81 juta pada 2027. Peningkatan ini sejalan dengan penguatan portofolio kontrak di sektor batu bara, nikel, tembaga, dan emas, serta dukungan dari klien papan atas.
Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi buy untuk saham PTRO dengan target harga Rp17.000. Risiko utama terkait rekomendasi ini meliputi potensi keterlambatan eksekusi proyek dan risiko regulasi.
Secara keseluruhan, kuartal IV 2025 menjadi periode ekspansi signifikan bagi konglomerat Hapsoro dan Prajogo Pangestu. Pendirian anak perusahaan baru menegaskan fokus mereka pada pertumbuhan jangka panjang dan diversifikasi sektor migas, mineral, energi, dan jasa.
Langkah ini juga mencerminkan strategi proaktif dalam memperkuat portofolio bisnis dan meningkatkan pendapatan berulang. Dengan kombinasi ekspansi domestik dan internasional, kedua konglomerat ini menempatkan perusahaan mereka di posisi strategis untuk menghadapi peluang pasar global.
Dengan fondasi kontrak yang kuat, portofolio yang terdiversifikasi, dan pengelolaan anak usaha yang terstruktur, Hapsoro dan Prajogo membangun jalur pertumbuhan berkelanjutan. Langkah ekspansi ini menunjukkan kesiapan mereka untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan tren positif sektor migas dan mineral.